RSS

Sabtu, 20 April 2013

Hipotesis


Pengertian Hipotesis

·         Menurut Trelease (1960),”Hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati”.
·         Menurut Good dan Scates (1954), “Hipotesis adalah Sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati”.
·         Menurut Kerlinger (1973), “ Hipotesis adalah Suatu hubungan logis antara 2 atau lebih variabel yang dinyatakan dalam bentuk suatu pernyataan yang dapat diuji”.
Jadi, dapat disimpulkan hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara yang mempunyai hubungan logis antara 2 atau lebih variabel, yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati.

Kegunaan Hipotesis

·         Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian
·         Menyiapkan peneliti pada kondisi fakta-fakta dan hubungan antar fakta
·         Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai kedalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh
·         Sebagai panduan dalam pengujian dan penyesuaian dengan fakta dan antar fakta

Ciri-ciri Hipotesis yang baik

·         Hipotesis harus menyatakan hubungan antar variabel
·         Hipotesis harus sesuai dengan fakta
·         Hipotesis harus berhubungan dan sesuai dengan ilmu pengetahuan
·         Hipotesis harus dapat diuji
·         Hipotesis harus sederhana
·         Hipotesis harus dapat menerangkan fakta

Macam-macam Hipotesis

1.      Hipotesis Hubungan
Hipotesis hubungan menyatakan saling keterkaitan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis seperti ini mendasari penelitian korelasional atau deskripsi korelasional.
Sebagai contoh rumusan hipotesis hubungan, diantaranya:
·         Apakah ada pengaruh struktur modal terhadap harga saham pada perusahaan real estate yang go public di Bursa Efek Indonesia?
Rumusan Hipotesis
·         Tidak ada pengaruh struktur modal terhadap harga saham pada perusahaan real estate yang go public di Bursa Efek Indonesia.
Ho: ρ = 0  ; Ha: ρ ≠ 0

2.      Hipotesis Perbedaan
Hipotesis perbedaan menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut sering kali karena pengaruh perbedaan yang terdapat pada satu atau lebih variabel yang lain. Hipotesis tentang perbedaan itu mendasari berbagai penelitian komparatif.
Contoh rumusan Hipotesis perbedaan:
·         Apakah ada perbedaan pengambilan keputusan antara konsumen low literacy dan high literacy?
Rumusan Hipotesis
·         tidak ada perbedaan pengambilan keputusan antara konsumen low literacy dan high literacy
Ho: µ1 = µ2  ; Ha: µ1 ≠ µ2

3.      Hipotesis Nul dan Hipotesis Alternatif / Kerja
Hipotesis Nul menyatakan tidak ada hubungan, pengaruh, interaksi antara dua variabel atau lebih. Bias juga dinyatakan tidak ada perbedaan antara kelompok satu dan kelompok lainnya. Di dalam analisis statistic, hasil uji statistic biasanya mempunyai sasaran untuk menolak beberapa hipotesis nul.
Sedangkan hipotesis alternative merupakan pernyataan operasional dari hipotesis penelitian. Hipotesis ini biasanya dilambangkan dengan Ha, yang menyatakan adanya saling keterkaitan antara dua variabel atau lebih. Bias juga menyatakan ada perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Umumnya, kesimpulan hasil uji statistic berupa penerimaan hipotesis alternative sebagai hal yang benar.

4.      Hipotesis Common Sense
Hipotesis ini biasanya menyatakan hubungan keseragaman kegiatan terapan. Sedangkan hippotesis ideal menyatakan hubungan yang kompleks.

5.      Hipotesis Ideal
hipotesis ideal menyatakan hubungan yang kompleks. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Hipotesis ideal adalah peningkatan dari hipotesis analitis.



Sumber:
Ritonga, M.Jamiluddin. 2004. Riset Kehumasan. Jakarta: Grasindo.
ledhyane.lecture.ub.ac.id/files/2012/.../PENGUJIAN-HIPOTESIS.pdf

Senin, 15 April 2013

Metode Ilmiah


Pengertian Metode Ilmiah
·         Menurut Almadk (1939), “metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran”.
·         Menurut Ostle (1975, “metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Jadi, metode ilmiah adalah suatu cara dan proses keilmuan yang tersusun secara sistematis untuk memperoleh pengetahuan dalam pemecahan masalah yang dihadapi.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.      Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2.  Hipotesis (penjelasan teoritis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3.      Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4.      Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Metode ini dilakukan melalui proses deduksi dan induksi. Permasalahan ditemukan di dalam dunia empiris, dan jawabannya juga dicari di dalam dunia empiris melalui proses deduksi dan induksi yang dilakukan secara sistematis. Moh. Nazir menyebutkan 6 kriteria pada metode ini, yaitu:
1)      Berdasarkan fakta
2)      Bebas dari prasangka
3)      Menggunakan prinsip analisis
4)      Menggunakan hipotesis
5)      Menggunakan ukuran objektif
6)     Menggunakan teknik kuantitatif
Hal-hal yang mencirikan metode ilmiah:
·         Penggunakan teori dan konsep secara ketat dan terkendali.
·      Teori dan hipotesis diuji secara sistematis dan empiris, dalam arti harus ada penjelasan tentang hubungan diantara fenomena-fenomena yang dilakukan berdasarkan kenyataan dan mengesampingkan semua hal yang bersifat metafisik.
·         Pengamatan terhadap fenomena dilakukan secara terkendali (terkontrol).

Karakteristik Metode Ilmiah
            Metode ilmiah memiliki empat karakteristik, sebagai berikut:
1)      Bersifat kritis dan analistis
Metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah danmenentukan metode untuk pemecahan masalah.
2)      Bersifat Logis
Dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
3)      Bersifat Objektif
Dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
4)      Bersifat Konseptual
Proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Langkah-langkah Metode Ilmiah
Berikut Langkah-langkah dalam penyusunan metode ilmiah, yaitu:
1)      Merumuskan masalah
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. Untuk itu sebagai langkah awal, melakukan suatu perumusan terhadap fokus masalah tersebut.
2)      Mengumpulkan keterangan
Yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3)      Menyusun hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4)      Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian
Setelah melakukan penyusunan hipotesis, maka langkah selanjutnya hipotesis tersebut dilakukan pengujian.
5)      Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik
Dalam pengolahan data ini, akan dihasilkan suatu kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
6)      Menguji kesimpulan
Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
7)      Menulis laporan Ilmiah
Untuk mengkomunikasikan hasil penelitian kepada orang lain sehingga orang lain tahu bahwa kita telah melakukan suatu penelitian ilmiah.

Sumber:
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo