RSS

Minggu, 07 Oktober 2012

Pengaruh keluarga dan rumah tangga dalam perilaku konsumen



Keluarga merupakan suatu kelompok terkecil yang terdiri dari dua, atau lebih orang yang berhubungan darah dan tinggal pada satu tempat yang sama. Sedangkan rumah tangga merupakan semua orang, baik yang berkerabat maupun yang tidak dan menempati satu unit perumahan.
Tidak dapat dipungkiri, kalau keberadaan keluarga dan rumah tangga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku konsumen. Kebiasaan yang dilakukan, kepribadian, gaya hidup yang terbentuk dalam lingkungan keluarga dan rumah tangga, membuat terbentuknya suatu perilaku. Ada keadaan keluarga atau rumah tangga yang dengan mudah apa yang menjadi kebutuhannya dan didapatkan, tetapi ada juga yang membutuhkannya tetapi tidak diimbangi dengan daya kemampuan, yang membuatnya lebih memperjuangkan atau memprioritaskan apa yang menjadi kebutuhan terpentingnya saat itu.
Rumah tangga menjadi unit analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumbuhan yang pesat di dalam keluarga tradisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga, mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri. Oleh sebab itu, para pemasar tidak hanya berpikir tentang keluarga, kategori rumah tangga yang terbesar, tetapi juga rumah tangga nonkeluarga, yang berkembang lebih cepat.
Variabel yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga atau rumah tangga yaitu usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawianan, kehadiran anak dan status pekerjaan.
Pengaruh keluarga dan rumah tangga terhadap perilaku konsumen tidak kalah pentingnya diperhatikan disamping pengaruh individu. Keluarga sama seperti perusahaan, keluarga merupakan organisasi yang terbentuk guna mencapai fungsi yang lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai pendapat mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makanan, perabotan rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk lain. Anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa dan lainnya.  
Dalam hal sosiologis juga, pemasar melakukan suatu analisis. Bagaimana keluarga mengambil keputusan dapat dimengerti dengan lebih baik dengan mempertimbangkan dimensi sosiologis seperti kohesi, kemampuan beradaptasi dan komunikasi. Kohesi itu sendiri adalah ukuran seberapa dekat dan terkait yang dirasakan antara para anggota keluarga tersebut dari segi emosional. Kemampuan beradaptasi dimaksudkan mengenai seberapa baik keluarga dapat memenuhi tantangan yang disajikan dengan kebutuhan yang berubah, dan keterampilan berkomunikasi yang positif memungkinkan keluarga untuk berbagi satu sama lain kebutuhan dna preferensi mereka yang berubah sebagaimana berhubungan dnegan kohesi dan kemampuan beradaptasi.
Keluarga merupakan suatu pusat pembelian yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain.


Sumber:








Pengaruh Kebudayaan terhadap Pembelian dan Konsumsi


Kebudayaan merupakan suatu cara hidup, kepercayaan dan adat istiadat yang  didapat atau diperoleh dan sudah melekat pada diri setiap orang yang berada pada suatu tempat atau wilayah tertentu, dimana sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi dan wajib untuk dihormati dan dihargai.
Menurut Blackwell, budaya merupakan kesatuan, nilai, artefak, ide dan simbol lain yang memiliki arti membantu individu dalam menkomunikasikan, menginterprestasikan dan mengevaluasi sebagai anggota dari masyarakat. Dalam melakukan suatu pembelian dan konsumsi, kebudayaan dapat mempengaruhinya. Budaya mempunyai efek yang sangat besar dalam menentukan bagaimana dan mengapa konsumen membeli suatu barang dan bagaimana konsumen mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.
Dalam proses pembelian dipengaruhi oleh kebudayaan, yaitu dalam proses tawar menawar (negoisasi) antara penjual dan pembeli terhadap harga barang yang diinginkan untuk dibeli. Mengetahui kebudayaan suatu masyarakat, mempermudah suatu perusahaan untuk mengetahui perilaku pembelian dari si konsumen.
Budaya juga mempengaruhi bagaimana konsumen mengkonsumsi dan menggunakan suatu produk. Konsumen membeli produk untuk mendapatkan kegunaan, bentuk dan maksud yang pemasar alamatkan semenjak mendefinisikan budaya dalam mengkonsumsi.
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut

1.    Budget Allocation (Pengalokasian budget)
2.    Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)
3.    Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
4.    Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)


Sumber:
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Segmentasi Pasar dan Analisa Demografi


Segmentasi Pasar

Segmentasi Pasar merupakan suatu kegiatan membagi pasar yang bersifat heterogen ke dalam segmen-segmen yang bersifat homogen. Maksudnya adalah pasar-pasar yang berbeda tersebut, dibentuk dalam suatu ruang lingkup yang lebih kecil dengan berdasarkan kesamaan yang diklasifikasikan.
Perbedaan keinginan antar konsumen yang satu dengan yang lainnya, menjadi alasan yang utama dibentuknya suatu segmentasi pasar. Manfaat dari segmentasi pasar itu sendiri antara lain:

·         Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang dinamis
·         Dapat mendesign produk yang sesuai dengan permintaan pasar Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang dinamis
·         Dapat menentukan periklanan yang paling efektif dibuat
·         Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
·         Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.

Dimana pasar dapat diidentifikasikan atau diklasifikasikan sbb:
ü  Berdasarkan geografis
Yaitu dilihat berdasarkan wilayah yang ditempati.
ü  Berdasarkan demografis
Yaitu dilihat dari usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan kelas sosial.
ü  Berdasarkan psikografis
Yaitu dilihat dari gaya hidup, kepribadian dan nilai.
ü  Perilaku pembelian
Yaitu dilihat dari tingkat pemakaian, status kesetiaan dan status pemakai.

Analisa Demografi

Demografis merupakan klasifikasi segmentasi berdasarkan peta kependudukan. Dari klasifikasi segmentasi yang ada, tetap harus selalu melihat dari demografisnya. Misalnya segmentasi gaya hidup dan teknologi, tetap harus dilihat dari variabel demografis seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan penghasilan. Kemudian informasi demografis merupakan informasi yan mudah dijangkau dan paling murah untuk mengidentifikasi target market maupun memberikan wawasan tentang trend yang sedang terjadi. Demografis juga dapat digunakan untuk melihat perubahan permintaan aneka produk, yang kemudian dapat mengevaluasi dari pemasaran yang sudah dilakukan.
Data demografi dibutuhkan untuk salah satu dari 4 kategori ini, yaitu:
1.    Market management
Menyangkut bagaimana menilai potensi pasar dalam setiap area geografis dan mengalokasikan wilayah penjualan kepada pasar yang potensial.
2.    Analisa produk
Mengenai pemilihan produk yang ditargetkan di suatu wilayah tertentu, menentukan harga jual dan berapa pangsa pasar yang ingin dikuasai. Analisis ini termasuk ke dalam pemahaman perilaku konsumen.
3.    Strategi periklanan
Mengenai cara untuk memperkenalkan atau mengkomunikasikan produk (barang atau jasa) kepada orang-orang yang menjadi target pemasaran.
4.    Perencanaan strategi
Mengenai hal yang berhubungan dengan eksistensi perusahaan. Dalam hal ini perusahaan perlu mempelajari perubahan yang terjadi dan dapat mengganggu eksistensi perusahaan, yaitu perubahan prioritas kebutuhan konsumen, perubahan peta persaingan dan menemukan produk baru.


Sumber:

Khasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama








Sabtu, 06 Oktober 2012

Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen



Saat proses sebelum maupun sesudah terjadinya pembelian, diperlukan suatu pengambilan keputusan terhadap barang atau jasa yang akan kita beli atau gunakan. Dalam proses pengambilan keputusan, didasari pada perilaku konsumen tersebut. Perilaku konsumen itu sendiri adalah suatu proses mencari, memilih, membeli, menggunakan dan mengevaluasi terhadap suatu barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen tersebut.
Harga merupakan salah satu yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan. Bila harga suatu barang yang cenderung rendah, membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih mudah sedangkan harga yang cenderung tinggi membuat pengambilan keputusan menjadi lebih lama karena bagi beberapa orang harga menjadi suatu hal yang penting.
Berikut beberapa hal yang mendasari proses pengambilan keputusan, diantaranya:
1)    Pengenalan masalah (problem recognition)
Sebelum pembelian dilakukan, konsumen harus mengetahui apa yang menjadi point masalahnya, yang membuatnya harus membeli barang tersebut.
2)    Pencarian informasi (information source)
Setelah mengenal dan mendapatkan apa yang menjadi point masalah, selanjutnya mulai melakukan pencarian informasi mengenai barang yang ingin dibeli. Pencarian informasi tersebut bisa melalui orang disekitar ataupun menggunakan kemajuan teknologi yang ada.
3)    Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation)
Berbagai macam informasi yang sudah didapatkan tersebut, menjadi alternatif untuk dievaluasikan dengan masalah yang ada.
4)    Keputusan pembelian (purchase decision)
AHAA!!!
Setelah alternatif yang ada dievaluasi, kemudian mulailah konsumen mengambil suatu keputusan pembelian.
5)    Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation)
Setelah keputusan dibuat dan dilakukan pembelian, kemudian dilakukanlah suatu evaluasi terhadap barang yang dibeli, apakah barang tersebut sesuai dengan harapan yang diinginkan atau tidak.

Dalam proses pengambilan keputusan, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
1)    Dari dalam diri
·         Motivasi diri sendiri
·         Persepsi
·         Integrasi
·         Pengalaman masa lalu
·         Sifat pribadi
2)    Dari luar
·         Kedudukan
·         Situasi
·         Masalah
·         Tekanan dari luar
Tipe pengambilan keputusan:
1)    Tipe Ketergantungan
Tipe konsumen seperti ini jelas merupakan tipe yang bergantung dengan orang disekitarnya (tidak mempunyai pendirian yang tegas).
2)    Tipe Eksploitatif
Dalam pengambilan keputusan, tipe ini bersifat mengeksploitasi orang lain.
3)    Tipe Tabungan
Tipe ini dalam pengambilan keputusan, cenderung mengumpulkan ide-idenya sendiri tanpa membagikannya kepada yang lain guna memperkuat posisinya sendiri.
4)    Tipe Pemasaran
Merupakan tipe yang memamerkan ide yang dia miliki dalam pengambilan keputusan.
5)    Tipe Produktif
Tipe ini merupakan tipe pengambil keputusan yang kreatif dimana mempunyai pengetahuan, keterampilan dan pemikiran yang jauh ke depan.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://eprints.undip.ac.id/5787/1/Pengambilan_Keputusan_-_AYUN_SRIATMI.pdf