RSS

Selasa, 26 Maret 2013

Penalaran Deduktif



2.      Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan suatu penalaran yang didasarkan pada teori yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala, kemudian ditarik kesimpulan hal yang khusus atau penalaran yang disusun dari hal yang bersifat umum ke khusus. Berikut adalah jenis-jenis dari penalaran deduktif yaitu:
1)      Silogisme
Silogisme merupakan suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif yang disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dalam silogisme terdapat dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis umum atau premis mayor dan premis khusus atau premis minor.
Silogisme dibagi menjadi tiga jenis, diantaranya:
·         Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial merupakan silogisme yang semua proposisinya adalah kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Dari kedua premis tersebut kesimpulan dapat dirumuskan sebagai berikut:

PU     : semua A = B
PK     : C = A
K       : C = B
Contoh:
PU       Semua laporan keuangan digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan.
PK       Laporan laba rugi merupakan Laporan keuangan
K         Laporan kaba rugi digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan.
Hukum-hukum Silogisme Kategorik:
Ø  Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
PU     : Semua yang dilakukan dengan kerja keras, membuahkan hasil.
PK     : Sebagian pekerjaan tidak membuahkan hasil.
K       : Sebagian pekerjaan tidak dilakukan dengan kerja keras.
Ø  Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
PU     : Semua polusi mengganggu kesehatan.
PK     : Sebagian kota terkena polusi.
K       : Sebagian kota terganggu kesehatannya.
Ø  Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
P1      : Beberapa murid SDN Kebon Bawang pandai membaca puisi.
P2      : Fresti adalah murid SDN Kebon Bawang.
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
Ø  Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
P1      : Kelinci bukan bunga kembang sepatu.
P2      : Kancil bukan bunga kembang sepatu.
Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
Ø  Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan.
Contoh:
semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
Ø  Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
P1      : Kembang Sepatu adalah bunga
P2      : Akasia bukan kembang sepatu
Akasia bukan bunga ?
Bunga pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif.
Ø  Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
P1      : Bulan itu berputar mengelilingi bumi
P2      : Desember adalah bulan.
Desember berputar mengelilingi bumi?
Ø  Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklusinya.
Contoh:
P1      : Televisi adalah barang elektronik.
P2      : Komputer adalah barang elektronik.
P3      : Panci adalah alat masak.
P4      : Kompor adalah alat masak.
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya
·         Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotetik merupakan argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik. Ada empat macam tipe silogisme hipotetik:
Ø  Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
PU     : Jika banjir, saya memakai sendal.
PK     : Sekarang banjir.
K       : Saya memakai sendal.
Ø  Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
PU     : Jika banjir surut, jalanan akan dipenuhi sampah.
PK     : Sekarang jalanan telah dipenuhi sampah.
K       : Banjir telah surut.
Ø  Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
PU     : Jika perusahaan memiliki likuiditas tinggi, maka investor akan tertarik pada perusahaan tersebut.
PK     : Perusahaan memiliki likuiditas rendah.
K       : Investor tidak akan tertarik pada perusahaan tersebut.
Ø  Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
PU     : Bila perusahaan memiliki likuiditas tinggi, maka investor akan tertarik pada perusahaan tersebut.
PK     : Investor tidak tertarik pada perusahaan tersebut.
K       : Perusahaan memiliki likuiditas rendah.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:
-          Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
-          Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
-          Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
-          Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
·         Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif merupakan silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
PU     : Talia mengajar kursus bahasa inggris di daerah Kelapa Gading atau di Sunter.
PK     : Talia mengajar kursus bahasa inggris di daerah Kelapa Gading.
K       : Jadi, Talia tidak mengajar kursus bahasa inggris di daerah Sunter.

2)      Entimem
Enitimem merupakan silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan kesimpulan. Entimem mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi tersebut, yaitu preposisi khusus (premi khusus) merupakan sebab bagi apa yang terkandung di dalam preposisi kesimpulan.
Contoh:
Silogisme kategorial:
PU : Semua karyawan PT Miracle (A) adalah lulusan perguruan tinggi (B).
PK : Denny (C) adalah seorang karyawan PT Miracle (A).
K   : Denny (C) adalah lulusan perguruan tinggi (B).
Entimem: Denny adalah lulusan perguruan tinggi, ia seorang karyawan PT Miracle.


Sumber:
http://makalahpendidikan.blogdetik.com/paragraf-deduktif-ciri-cirijenis-contoh-paragraf-deduktif-dan-pengertian-paragraf-deduktif/
http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme


Tidak ada komentar:

Posting Komentar