Penalaran merupakan
suatu pemikiran atau cara berpikir secara logis dan sistematis untuk memperoleh
suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Suatu kegiatan penalaran dapat bersifat
ilmiah ataupun tidak ilmiah. Dalam hal
prosesnya, penalaran dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu, penalaran secara
induktif dan penalaran secara deduktif. Penalaran ilmiah mencakup ke dalam
kedua jenis penalaran tersebut.
1.
Penalaran
Induktif
Penalaran
induktif merupakan proses penalaran untuk menarik suatu kesimpulan yang berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum dengan berdasarkan atas fakta-fakta yang
sifatnya khusus atau suatu penalaran yang disusun dari hal yang bersifat khusus
ke umum.
Penalaran induktif terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a)
Generalisasi
Generalisasi merupakan proses
penalaran secara induktif yang berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala
dengan sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu.
Contoh:
Di
Maluku terdapat tari cakalele yang menggambarkan tari perang dimana biasanya
diperagakan oleh pria dewasa yang memegang parang dan perisai. Sulawesi terkenal
dengan tarian pakarenanya yang diiringi oleh dua kepala drum dan sepasang
instrumen alat semacam suling. Di NTT
memiliki tari perang yang menunjukkan sifat-sifat perkotaan dan kepedulian
mempermainkan senjata. Tari-tarian yang disebut tersebut merupakan beberapa
tarian dari Indonesia bagian timur. Indonesia memiliki banyak pulau dan
provinsi, membuatnya kaya akan budaya tarian dan patut untuk kita lestarikan
dan perkenalkan ke mata dunia.
Kemudian, generalisasi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
·
Generalisasi dengan loncatan
induktif
Generalisasi yang dimana kesimpulan
diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki dan diterapkan untuk semua
fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pelajar sudah
memiliki handphone.
·
Generalisasi tanpa loncatan
induktif
Generalisasi yang dimana seluruh
fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang telah diselidiki.
Contoh:
Data survey LSM
b)
Analogi
Analogi merupakan proses penalaran
secara induktif dimana pada kesimpulannya mengenai suatu kebenaran atau gejala
yang ditarik berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang
bersamaan.
Contoh:
Kehidupan ini seperti roda yaitu
bulat dan terus berputar. Terkadang ada saatnya kita berada di atas dan mungkin
akan berbalik menjadi di bawah. Saat berada di atas, kita merasa mudah untuk
melakukan segala sesuatu yang menjadi keinginan kita dan sering kali
memunculkan suatu keegosian dan sombong, tetapi saat kita berada pada kondisi
di bawah atau dalam hal kondisi ekonomi yang terpuruk, tidak dapat dipungkiri
kita pasti akan putus asa dan kecewa. Berada di manapun posisi kita, tetap
harus bersyukur dan rendah hati karena Tuhan mempersiapkan rencana yang indah
untuk kita.
c)
Kausal
Kausal merupakan proses penalaran
secara induktif dimana adanya hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang
mengikuti pola sebab akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat. Kausal dibagi
menjadi tiga jenis, diantaranya:
·
Hubungan sebab akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan
terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang
berupa akibat.
Contoh:
Makan tidak teratur, Mengalami
naiknya asam lambung yang sangat berlebihan, Menggunakan obat-obatan penghilang
nyeri atau anti peradangan, seperti aspirin secara terus-menerus, Minum alkohol
dan merokok, Makanan pedas, panas dan asam dan Pola tidur tidak teratur
merupakan beberapa hal yang dapat membuat kita dapat terserang maag.
·
Hubungan akibat sebab
Dalam hubungan ini dikemukan
terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, kemudian ditarik kesimpulan yang
merupakan sebabnya.
Contoh:
Penyakit kanker, jantung, gangguan
kehamilan bagi perempuan dan mempunyai dampak bahaya pula bagi yang menghirupnya
merupakan hanya beberapa dari efek yang kita dapat bila merokok, apalagi
dilakukan secara intens.
·
Hubungan sebab akibat 1 akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat
kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
Contoh:
Pasokan beras di pasar tradisional
pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan
beras. Hal tersebut mendorong pemerintah untuk melakukan impor beras dari
negara tetangga dengan harapan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan pangannya
selama menunggu hasil panen berikutnya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar