Pendahuluan
Latar Belakang
Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk
memberikan pemahaman kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin kita sampaikan. Latar belakang yang
baik harus disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.
Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang adalah:
1. Kondisi ideal mencakup
keadaan yang dicita-citakan, atau diharapkan terjadi. Kondisi ideal ini biasa
dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
2. Kondisi aktual merupakan
kondisi yang terjadi saat ini. Biasa menceritakan perbedaansituasi antara
kondisi saat ini dengan kondisi yang dicita-citakan terjadi.
3. Solusi merupakan saran singkat atau penawaran
penyelesaian terhadap masalah yang dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke
pokok bahasan.
Selain
itu, latar belakang dapat pula mengandung perbandingan dan penyempurnaan atas tulisan mengenai topik yang sama
sebelumnya.
Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di
antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian
akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau
disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena
mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di
antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun
sebagai akibat.
Mengingat demikian pentingnya kedudukan
perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu
anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan
kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri.
Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan
dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak
menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila
rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih
fenomena.
1. sebagai
pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain
berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat
dilakukan.
2. sebagai
pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini
tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti
sampai di lapangan.
3. sebagai
penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti,
serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat
dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu
mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak
relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4. para
peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi
populasi dan sampel penelitian.
Ada
tiga kriteria dalam merumuskan masalah yaitu:
1.
Dari suatu perumusan masalah adalah berwujud
kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang
memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban
eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di
dalam kehidupan manusaia.
2. Dari
suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya
pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas,
diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai
pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah
ada.
3. Suatu
perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks
kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan
implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi
proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Pembatasan masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasibilitas masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu.
·
Suatu masalah dikatakan penting jika masalah
tersebut tidak dipecahkan melalui penelitian, maka akan semakin menimbulkan
masalah baru.
·
Masalah dikatakan urgen (mendesak) apabila masalah tersebut
tidak segera dipecahkan melalui penelitian, maka akan semakin kehilangan
berbagai kesempatan untuk mengatasi.
·
Masalah dikatakan feasible apabila terdapat
berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut.
·
Untuk menilai masalah tersebut penting, urgen, dan
feasible, maka perlu dilakukan melalui analisis masalah.
Tujuan Penelitian
Memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik maksud atau tujuan yang
hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan. Maksud-maksud yang terkandung di
dalam kegiatan tersebut baik maksud utama maupun tambahan, harus dikemukakan
dengan jelas.
Cara yang relatif mudah untuk menulis tujuan penelitian adalah
menghubungkannya dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Rumusan masalah
berupa kalimat pertanyaan, jadi tujuan penelitian merupakan hasil yang ingin
dicapai dari rumusan masalah tersebut.
Manfaat Penelitian
Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjuk
praktek pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat tersebut
baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi objek yang diteliti,
maupun manfaat bagi peneliti sendiri.
Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis
ilmiah mencoba
mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian
hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.
Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Ada dua bentuk
hipotesis yaitu:
1.
hipotesis penelitian; dirumuskan secara naratif berdasarkan kerangka
berpikir penelitian & landasan teori yang telah dipilih
a.
Dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan
b.
Tanpa kata diduga
c.
Sudah mengarah (bagaimana bentuk perbedaan atau hubungan yang
dipermasalahkan)
d.
Banyaknya sesuai dengan kerangka berpikir dan rumusan masalah
2.
hipotesis statistik; dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua
kalimat matematika ]
a.
H0: hipotesis nol (null hypothesis); hypothesis of no difference (tanda=)
H1: hipotesis
alternatif; lawan H0 (tanda≠, > atau
<)
b.
Untuk uji perbedaan
1)
frekuensi;
H0 : ƒ0 = ƒe
H1 : ƒ0 ≠ƒe
2)
mean;
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
3)
varians;
H0 : ơ21 = ơ22
H1 : ơ21 ≠ ơ22
c.
Untuk uji hubungan
1)
Sederhana
H0 : ρxy = 0
H1 : ρxy ≠ 0
2)
Multipel
H0 : ρy.12 =
0
H1 : ρy.12 >
0
3)
Kasual
H0 : ρij ≤
0,05
H1 : ρij >
0,05
Kajian Pustaka
Kajian pustaka dan
kerangka teori merupakan kerangka acuhan yang disusun berdasarkan kajian
berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang menumbuhkan gagasan
dan mendasari usulan penelitian tindakan kelas. Dasar-dasar usulan penelitian
tindakan kelas tersebut dapat berasal dari temuan dan hasil penelitian
terdahulu yang terkait dan mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi
permasalahan penelitian tindakan kelas. Ary (1983 ) mengatakan bahwa sangat
penting bagi peneliti untuk mencari hasil penelitian terdahulu yang cocok
dengan bidang yang diteliti sebagai dasar pendukung pilihan.
Dalam pembahasan
kajian pustaka dan kerangka teori perlu diungkapkan kerangka acuhan komprehensif
mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Uraian dalam kajian pustaka diharapkan
menjadi landasan teoritik mengapa masalah yang dihadapi dalam penelitian
tindakan kelas perlu dipecahkan dengan strategi yang dipilih. Kajian teoritik
mengenai prosedur yang akan dipakai dalam pengembangan juga dikemukakan.
Kajian pustaka dan
kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang
kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah
dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama.
Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang
kuat. (UM, 2005). Fungsi dari kajian
pustaka yaitu:
(1) mengetahui
sejarah masalah penelitian,
(2) membantu
memilih prosedur penyelesaiaan masalah penelitian,
(3) memahami
latar belakang teori masalah penelitian,
(4) mengetahui
manfaat penelitian sebelumnya,
(5) menghindari
terjadinya duplikasi penelitian,
(6) memberikan
pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian.
Pembuatan kajian pustaka sebaiknya mengikuti langkah awal,
sebagai berikut :
1. Mencari
informasi ke perpustakaan atau internet.
2. Menyiapkan
butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi
kelengkapan sumber informasi, kriteria informasi, cara mencatat sumber informsi
dari internet, dan sebagainya. Menyiapkan kartu atau buku untuk mengumpulkan
informasi yang relevan. Menyiapkan sistematika pengumpulan informasi.
Metodologi Penelitian
Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara
langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari
responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil
wawancara peneliti dengan nara sumber. Contoh data sekunder misalnya catatan
atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi
perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain
sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan
faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data
diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data
diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga
dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka
instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup),
pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan
data yang biasa digunakan adalah:
1. Angket
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik
pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup
besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait
dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
2. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan
untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini
digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu
besar.
3. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya
hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan
wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara
dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara
terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang
ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan
secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali
dari responden.
Metode
Analisis Data
Metode analisis data
ini terbagi menjadi dua yaitu metode analisis kuantitatif dan metode analisis
kualitatif (Silalahi, 2006:304). Analisis kuantitatif ini menggunakan data
statistik dan dapat dilakukan dengan cepat, sementara analisis kualitatif ini
digunakan untuk data kualitatif yang data yang digunakannya adalah berupa
catatan-catatan yang biasanya cenderung banyak dan menumpuk sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menganalisisnya secara saksama
(Silalahi, 2006:305).
Metode
kuantitatif ini menggunakan statistik sebagai alat analisis datanya (Silalahi,
2006:305) Statistik ini diartikan sebagai metode pengetahuan yang berhubungan
dengan cara-cara penafsiran dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data
yang telah diperoleh sebelumnya melalui observasi dan penganalisaan yang
dilakukan melalui aturan-aturan dan prosedur-prosedur tertentu. Fungsi utama
dari statistik adalah memanipulasikan dan meringkaskan data yang berupa angka
serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan kebetulan-kebetulan yang telah
diperkirakan. Analisis data kuantitatif dan statistik ini mampu
memperlihatkan hasil-hasil pengukuran yang cermat karena perhitungannya yang
matematis. Namun kemudian hal ini tidak berarti bahwa kecermatan tersebut
merupakan jaminan dalam keabsahannya atau validitasnya.
Dalam statistik
ini terdapat pilihan uji statistik dimana data ini dapat dipilah-pilah
berdasarkan tujuan penelitiannya (Silalahi, 2006:306). Jika penelitiannya
bertujuan untuk mengetahui status dan mendeskripsikan suatu fenomena berdasarkan
data yang terkumpul, maka analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif sehingga tabel yang nantinya disusun hanyalah memuat satu variabel
pengamatan saja. Sementara itu, jika penelitiannya bertujuan agar dapat
mengetahui hubungan antara dua fenomena baik asosiasi sejajar ataupn hubungan
kausal maka bentuk analisis datanya adalah analisis korelasional dan tabel yang
digunakan ini akan memuat dua atau lebih variabel pengamatan yang disusun dalam
satu tabel yang juga disebut sebagai tabel silang.
Kemudian, pilihan
penggunaan uji statistik ini ditentukan oleh tujuan penelitian, tipe hipotesis
dan tingkat data (Silalahi, 2006:307). Pertama, berdasarkan tujuan
penelitiannya, pilihan metode statistik yang digunakan dapat untuk tujuan
deskripsi dan inferensi. Lalu, jika berdasarkan tingkat data, yakni data bisa
saja berbentuk nominal, ordinal dan interval atau rasio; atau kualitatif dan
kuantitatif, disktrit atau kontinu. Ketiga adalah berdasarkan tipe hipotesis,
dimana tipe hipotesis dalam penelitian sosial ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu hipotesis perbedaan, baik hipotesis perbedaan antara sampal maupun antara
variabel dan hipotesis asosiasi antara variabel. Tiap-tiap tipe hipotesis ini
menggunakan uji statistik tertentu.
Analisis dalam
statistik ini terbagi menjadi dua yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial (Silalahi, 2006:308). Statistik deskriptif adalah prosedur-prosedur
dalam mengorganisasikan dan menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat
digunakan dan dapat lebih dimengerti. Statistik deskriptif ini digunakan ketika
penelitian itu bertujuan untuk memaparkan data hasil penelitian. Dalam metode
kuantitatif ini, data yang sudah tersusun dalam tabel adalah dasar dalam
analisis deskriptif. Berikutnya adalah statistik inferensial yang merupakan
metode analisis yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur derajat hubungan
ataupun perbedaan antara dua variabel (Silalahi, 2006:309). Statistik
inferensial ini digunakan ketika penelitian bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara variabel ataupun menguji hipotesis aosiasi (Silalahi,
2006:308). Terdapat dua pilihan dalam penggunaan statistik inferensial yaitu
analisis statistik parametrik dan analisis statistik nonparametrik (Silalahi,
2006:309). Statistik parametrik ini digunakan apabila sampel ditarik secara
acak dan data tersebar secara normal dan data hasil pengukurannya adalah
interval, sementara statistik nonparametrik digunakan ketika sebaran datanya
bersifat normal meskipun sampelnya ditarik secara acak dan data original nya
diperoleh melalui pengukuran nominal ataupun ordinal demi mendapatkan
kesimpulan yang sah (Silalahi, 2006:310).
Selain metode
analisis kuantitatif, terdapat pula metode analisis kualitatif. Analisis data
kualitatif ini dilakukan apabila data empiris yang digunakan adalah data
kualitatif yang berupa kata-kata dan tidak dapat dikategorisasikan (Silalahi,
2006:311). Menurut Miles dan Huberman dalam Silalahi (2006:311), kegiatan
analisis kualitatif ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
klarifikasi. Dalam reduksi data ini terdapat proses pemilihan, penyederhanaan,
pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis yang ada di lapangan. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis
yang digunakan dalam rangka untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sehingga nantinya
kesimpulan dapat ditarik secara tepat dan diverifikasi (Silalahi, 2006:312).
Selanjutnya dalam
analisis data kualitatif adalah penyajian data dimana ini berarti sebagai
sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan akan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu (Silalahi, 2006:312).
Penyajian data kualitatif ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks,
grafik, jaringan dan bagan, sehingga kemudian penganalisis dapat melihat apa
yang sedang terjadi dan kemudian dapat menentukan apakah menarik kesimpulan
sudah benar ataukah harus terus melakukan analisis demi mendapatkan kesimpulan
yang valid (Silalahi, 2006:313). Alur kegiatan yang ketiga dalam analisis data
kualitatif adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Menarik suatu kesimpulan
ini dilakukan oleh peneliti melalui data-data yang terkumpul dan kemudian
kesimpulan tersebut akan diverifikasi atau diuji kebenarannya dan validitasnya
(Silalahi, 2006:313).
Selain
metode-metode yang telah diutarakan diatas, menurut Blaxter, Hughes &
Tight, terdapat lima teknik mengelola data (2001:308-309). Pertama adalah
pemberian kode dimana proses memberikan kode pada data ini dapat bermanfaat
dalam menyederhanakan dan menstandarkan data. Kedua adalah pemberian anotasi
yang berarti pengubahan bahan-bahan tertulis dengan menambahkan catatan atau komentar,
ketiga adalah pemberian label yang biasanya dilakukan pada pernyataan dengan
kata-kata yang signifikan. Keempat adalah seleksi yang merupakan proses memilih
item-item yang menarik yang dapat mewakili argumentasi peneliti. Terakhir
adalah rangkuman yang merupakan ringkasan dari keseluruhan data.
Sumber:
file.upi.edu/.../Penelitian.../MASALAH__Pen._Kual.pdf
file.upi.edu/.../Kajian_Pustaka_Pelatihan_KTI-PTK.pdf
rahmagresik.files.wordpress.com/.../metodologi-rahma.ppt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar