Evaluasi
alternatif sebelum pembelian merupakan suatu proses penilaian dari
alternatif-alternatif yang ada dimana untuk mencari pilihan yang terbaik dan
efektif dalam mengambil suatu keputusan pembelian.
Konsumen
memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir.
Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai suatu kebutuhan. Konsumen akan
mencari manfaat tertentu dari kebutuhan yang diinginkan dan selanjutnya melihat
kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda terhadap
setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin
akan melakukan pengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap
memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk
bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba
pada sikap ke arah alternatif merek melalui prosedur tertentu.
Bagaimana
terjadinya proses evaluasi dalam diri pembeli hingga menjadi suatu keputusan?
Sebenarnya sulit untuk mengetahuinya, sebab tidak ada proses tunggal yang
dilakukan semua konsumen. Adapun yang bisa dijelaskan dalam pemasaran adalah
asumsi-asumsi seperti berikut ini:
1. Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan
atribut. Sebagai contoh, sekaleng susu instan merupakan sekumpulan atribut yang terdiri dari rasa, kandungan
gizi, harga, ukuran, dan reputasi. Konsumen yang berbeda, memiliki persepsi
atau pandangan yang berbeda tentang atribut apa yang relevan.
2. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda
dalam menilai atribut apa yang paling penting. Konsumen yang daya belinya terbatas,
kemungkinan besar akan memperhatikan atribut harga sebagai faktor yang utama
untuk melakukan keputusan pembelian.
3. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk
pada setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu disebut “brand
image”. Misalnya, sejumlah kepercayaan mengenai susu Dancow Instant adalah:
rasa yang enak, harga terjangkau, dan mutu terjamin.
4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai
dengan perbedaan atribut. Misalnya, seseorang menginginkan gambar televisi yang
besar. Dengan demikian kepuasan tertinggi akan diperoleh dari televisi paling
besar dan kepuasan terendah dari televisi paling kecil. Dengan kata lain,
semakin besar ukuran televisi, kepuasan juga semakin besar.
5. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda
melalui prosedur evaluasi.
Sumber:
Simamora, Bilson. 2000. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar